Muslimah itu sungguh cantik…

Cantik..sungguh cantik..

Tahukah wahai saudariku, bahwa muslimah itu cantik dan bukankah tiap kita mencintai dan menginginkan kecantikan..???

Muslimah itu sungguh cantik…

Bibirnya slalu dihiasi dan dibasahi dengan kecantikan tasbih (Ali Imran : 41) dan tahmid kepada Robbnya. Lantunan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyejukan hati dan menenangkan pikiran senantiasa berteman dengan bibir dan lidahnya, nasehat dan tutur kata yang santun menghancurkan semua karang dan benteng rasa dendam. Lidahnya tidak pernah lepas dari ucapan syukur atas nikmat-nikmat dari Tuhan-Nya (Al-Hujaraat : 11).

Ya..Muslimah memang sungguh cantik .. secantik bening matanya…

Kedua matanya yang bening slalu terjaga dari hal-hal yang haram untuk dilihatnya (An Nuur : 31). Kebeningan dan kejernihan matanya sejernih air mata yang setiap malam keluar dari telaga airmatanya (Al Muzammil :2), mencuci dosa-dosa yang sempat hinggap, yang mengalir keras karena rasa takut dan penyesalan yang mendalam, bersimpuh dihadapan Robbnya, merayu dan merajuk agar mendapat maghfiroh-Nya.

Sungguh…Muslimah itu cantik…

Secantik hatinya yang slalu tunduk kepada Robbnya. Hati yang penuh dengan rasa kecintaan kepada Robbnya (Ali Imran : 31). Jauh hatinya dari rasa dengki, sombong dan hasud. Keikhlasan senantiasa menghiasi qolbu yang tak pernah lupa akan kebesaran Robbnya (An Nisaa : 125). Hati yang siap menerima kebenaran dan keimanan. Hatinya bak cermin nan indah nan bersih, yang slalu siap menerima nur hidayah dari Robbnya dan memantulkannya, menyebarkannya keseluruh penjuru jagad raya. Qolbu yang senantiasa bersih dari prasangka dan fitnah kepada saudaranya.

Maha Suci Allah yang tlah menciptakan muslimah dengan kecantikannya. Secantik pakaian taqwa yang senantiasa dikenakannya. Sebaik-baik pakaian yang mendapat pujian dari Robbnya (Al A’raf : 26). Seindah-indah pakaian yang tiada ganti yang lebih indah darinya. Pakaian yang slalu melindunginya, dimanapun dan kapanpun dia berada. Pakaian yang membedakan dirinya dengan wanita-wanita lain yang tanpa pakaian, pakaian yang akan membawanya menuju pribadi nan mulia, pakaian yang akan membawanya berjumpa dengan Robbnya tercinta.

Sungguh cantik Muslimah…

Secantik akhlaq dan budi pekertinya yang diselubungi pakaian taqwanya (As Shaad : 46) (Al Qalam : 4). Yang dengan akhlq dan budi pekertinya yang mulia itu menentramkan orang-orang disekitarnya, hilang kecemasan dan kerisauan disekelilingnya, berganti rasa cemburu dan curiga menjadi kasih sayang dan kepercayaan yang mulia.

Sungguh… Muslimah itu cantik…

Secantik ketulusan cintanya kepada saudaranya. Ukhuwah yang demikian mendalam menghancurkan bongkahan-bongkahan kebekuan yang bersemayam di dalam hati, melunakannya dari kekakuan dan kekerasan, menyegarkannya kembali dengan rasa kasih sayang dan kepercayaan (Al Maidaah : 54).

Sungguh… Muslimah itu benar-benar cantik…

Kecantikan yang sesungguhnya….

Kecantikan yang tiada bandingannya…

Tasbih sebagai lipstik bibirnya…

Air mata taubat sebagai pelentik bulu matanya….

Malu dan akhlaq sebagai perhiasannya…

Taqwa sebagai pakaian terindahnya….

Sungguh…Muslimah itu cantik…

Maka bersyukur para muslimah yang bahagia dan tulus ikhlas akan kemuslimahannya….

Tapi….

Kebanggaan karena ketaqwaan dan keikhlasannya…

Wahai Saudariku ….

Sudahkah engkau menggapai kecantikan itu…

Wanita Itu Cantik Bila

Cantiknya seorang wanita itu sebagai GADIS Bukan karena merah kilauan lipstik, Pada bibir memekar senyuman kosmetik Tetapi pada keperibadian terpelihara,Kelembutan kesopanan menghiasi jiwa

Cantiknya seorang wanita itu sebagai REMAJA, Tidak pada kulitnya mulus menggebu memasrah Untuk menggoda pandangan nafsu mata, Tetapi pada kehidupan yang terjaga, Dari menjadi mangsa lelaki durjana.

Cantiknya seorang wanita itu sebagai HAWA, Tidak karena bijak menuntun iman kaum Adam, Sehingga turunkan insan ke dunia, Tetapi menjadi pembakar semangat perwira, Menjadi tunjang perjuangan syuhada

Cantiknya seorang wanita itu sebagai ANAK, Tidak menjerat diri pada lembah kedurhakaan, Mengalir mutiara di kelopak mata, Tetapi menjadi penyelamat ibu bapa, Pada hari kebangkitan bermula

Cantiknya seorang wanita itu sebagai ISTERI, Bukan karena perannya dalam rumahtangga, Tetapi sentiasa bersama, Menempuh badai disisi suami tercinta

Cantiknya seorang wanita itu sebagai MENANTU, Bukan kerana kemewahan dimata, Tetapi bijak dalam menjauhi persengkolan ipar suami, Menjadi penghibur hati permata kehidupan

Cantiknya seorang wanita itu sebagai IBU, Bukan terletak pada kebangkitan anak, Dalam setiap menjalani kehidupan, Tetapi berada dibawah lembayung kejayaan, Membuai anak dikala suami meraih impian

Cantiknya seorang wanita itu sebagai MERTUA, Tidak kerana berjaya dan berkuasa meruntuhkan istana, Tetapi menjalinan kasih sayang, Tulus hati menjain kasih untuk semua.

Cantiknya seorang wanita itu sebagai NENEK, Bukan memberi harta dunia, Sehingga generasi lupa, Tetapi menjadi pada guru bijaksana,
Menjaring teladan para generasi bangsA

Cantiknya seorang wanita itu sebagai WARGANEGARA, Bukan karena menyandang puncak dunia, Tetapi bijak menangkis rintangan, Peka membela nasib demi bangsa dan negara, Menjadi tulang belakang keteguhan semua

Cantiknya seorang wanita itu sebagai WARGA TUA, Bukan karena jernihnya mutiara, Mengalir deras di kelopak mata, Tetapi senantiasa mengumpul cahaya, Menghitung hari dengan selembar nasihat

Cantiknya wanita itu sebagai INTELEKTUALIS, Bukan karena menjadi sebutan, Sehingga menjulang keegoisan, Tetapi dalam mencari ilmu Menyala obor mewangi setanggi profesionalis dan memberikan contoh tauladan.

Cantiknya wanita itu sebagai MUSLIMAH, Bukan karena keindahan paras rupa, Sehingga menjadi idaman mata, Tetapi berpegang Akidah Solehah, Dibalik tirai jiwa, Menggenggam rindu kekasih pasrah di atas sejadah, Mengharap keridhaan kehidupan surga..

Ketika Aku Rindu Menikah

Aku rindu menikah….!!!!!!

Saudara ku benarkah ini?

Di setiap kita bertemu pasti yang kita bahas adalah seputar itu. "MENIKAH". Saudara ku, aku pun merasakan hal yang sama. Ketika umur kita sudah menginjak kepala dua, hampir tiga mungkin namun roman – roman menikah masih jauh dari mata kita. Saudara ku, mungkin kita selalu merasa cemburu dan kerap iri, ketika melihat saudara kita yang lain telah menggenapkan separuh diennya, padahal mereka baru saja hijrah disini, mereka baru saja mengenal Islam belakangan ini. Sedang kita yang sudah bertahun - tahun tak kunjung mendapatkan itu.

Aku rindu menikah….!!!!!!!!!!

Saudara ku, mungkin kita mulai bosan dengan kesendirian ini. Di saat tugas dakwah yang kian membuntuti belum lagi msalah – masalah pelik pribadi yang terus mengerogoti pikiran dan perasaan ini, namun lagi lagi kita akan menemui kata "Sabar ya…” dari nasehat saudara kita yang lain pada saat kita curhat tentang masalah kita. Huh! Bosan..
Dan kita pun kadang sudah menemukan jawaban dari semua kesendirian ini. Coba lihat diri kita hari ini? Sudah baikkah? Atau mungkin kita sekarang sedang larut oleh kemaksiatan yang tak kita sadari, emosi yang kerap merajai hati sampai kita sudah tak merasa menjadi hamba yang futur tapi justru bangga dengan keadaan yang sekarang ini.


Saudara ku, masih ingat janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat 35  
''Sungguh Laki – laki dan perempuan muslim, laki – laki dan perempuan mukmin, laki – laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatanNya, laki – laki dan perempuan yang benar, laki – laki yang sabar, laki – laki dan perempuan yang sabar, laki – laki dan perempuan yang khusyuk, laki – laki dan perempuan yang bersedekah, laki – laki dan perempuan yang yang berpuasa, laki – laki dan perempuan yang memelihara kehormatan, laki – laki dan perempuan yang memelihara kehormatan, laki – laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.''

Saudara ku, sudah seberapa sabarkah kita? Sudah seberapa taatkah kita? Sudah seberapa rajinkah kita berpuasa? Sudah seberapa khusyukkah kita? Sudah sejauh mana kita memelihara kehormatan diri?

Saudara ku, coba bayangkan jika kita menikah hari ini pada saat kita masih futur, buruk dan jauh dari Allah? Sudah terbayangkah laki – laki yang akan menjadi pendamping kita? Pasti tidak kan jauh dari keadaan kita. Apa yang kita lakukan akan berbalik pada diri kita, apa yang kita beri itulah yang kan kita terima. Ada pesan yang mungkin bisa kita renungi:
Aku minta pada Allah bunga yang cantik tapi Dia memberiku kaktus berduri, aku minta pada Allah hewan mungil yang lucu tapi Dia member ulat berbulu. Aku sedih.Aku kecewa. Kenapa begini? Namun lama – kelamaan, kaktus berduri itu berbunga menjadi sangat indah dan ulat berbulu itu berubah menjadi kupu – kupu yang cantik dan menawan. Kadang kita terluka dan sakit atas keadaan kita, padahal Allah sedang merajut kebahagiaan untuk kita. Begitulah Allah, Dia tahu apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan.” .


Ukhti yang shalihah, Allah tahu yang terbaik bagi kita. Mungkin kita belum menemukan siapa pemilik tulang rusuk ini, karena Dia ingin kita memperbaiki diri. Dia ingin kita menjadi hamba yang benar – benar shalihah dalam Islam ini, tak ada kata – kata lain selain sabar, semoga Allah masih membimbing langkah kita dan terus diistiqomahkan di jalan ini.
Amin…. 

Sekuntum Mawar Untukmu

Seorang gadis remaja datang menemui ayahnya yang sedang menyendiri. Ia mengadu pada ayahnya tentang masa kecilnya yang dianggapnya tak sebahagia teman-temannya dulu. Memang kehidupan keluarga tersebut sangat sederhana, jauh dari kemewahan dan kemapanan.

“Yah, kenapa selama aku kecil, ayah jarang sekali memberikan hadiah untukku? Bahkan saat aku mendapat juara kelas dan di hari ulang tahunku pun, sebuah hadiah hampir tak pernah aku dapatkan dari ayah, kenapa yah?”, tanya gadis itu kepada ayahnya.

Tajam matanya menerawang jauh ke depan, kemudian ayahnya menjawab,

“Nak memang ayah tak pernah memberi hadiah boneka dan mainan apapun padamu selayaknya teman-temanmu yang lain, tapi sejak kecil hingga kini, telah ayah berikan untukmu hadiah yang sangat berharga dalam hidupmu, sekuntum mawar indah.”

Mengernyit dahi anak gadisnya tanda keheranan, “Hah, sekuntum mawar indah? Kapan? Seingatku ayah tak pernah memberi aku hadiah sekuntum mawar.”

Dengan halus lembut tanda bijaksana, lalu,

“Nak, telah kuberikan sekuntum mawar nan indah untukmu sejak dulu. Yang harumnya mampu melembutkan tutur katamu. Indah kelopaknya mampu membuatmu bijaksana. Duri tajam di tangkainya mampu menjagamu dari tangan – tangan jahat yang hendak mengambilnya dari genggamanmu.”

“Ia selalu mekar mewangi bila malam tiba dan ia kan melayu bila engkau melalaikannya. Harum baunya, indah kelopaknya dan tajam durinya takkan pernah engkau dapatkan di taman-taman bunga mana pun engkau berada.”

“Maksud ayah?”,tanya anak gadisnya penuh heran dengan apa yang barusan didengarnya.

“Harum baunya adalah santun kata yang selalu ia ajarkan untukmu hingga engkaupun menjadi santun dalam bertutur. Indah kelopaknya adalah akhlak mulya yang dicontohkannya padamu hingga engkaupun menjadi bijaksana. Dan duri tajam di tangkainya adalah peringatan keras yang ia tegaskan padamu agar setan tak mengambil celah dari iman di dadamu.”

“Ia selalu mekar mewangi saat malam tiba sebagaimana ia selalu tegak terjaga dalam tahajjudnya di sepertiga malam terakhir. Layunya adalah gundah hatinya tatkala engkau melalaikan dan menyakitinya. Santun kata, indah akhlak dan peringatan kerasnya takkan pernah engkau temukan ditempat lain dimanapun engkau berada. Karena sekuntum mawar indah itu milikmu satu-satunya.”, ujar ayahnya lirih penuh makna.

Sambil menunjuk seorang wanita yang tergeletak lemah di atas dipan bambu tua karena sakit, ia berkata,

“Sekuntum mawar indah itu ibumu.”

Melangkah pelan gadis remaja tersebut dengan mata berkaca-kaca menuju wanita itu sembari berkata,

“Aku sayang ibu…”

Lebih Pintar Dengan Tidur Sejenak

Jangan sepelekan waktu istirahat Anda. Walau sebentar, tidur bisa membuat Anda lebih pintar.

Hal itu diungkap para peneliti dari Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat. Dalam sebuah jurnal kesehatan, mereka membeberkan hasil penelitiannya. Para peneliti meminta 44 orang (17 pria dan 27 wanita) untuk menjadi objek penelitiannya. Mereka semua diminta menghafalkan 100 nama dan foto. Setelah itu, diadakan tes berapa banyak nama dan foto yang bisa mereka ingat.

Setelah mencatat hasil tes pertama, para peneliti membagi 44 orang itu menjadi dua kelompok. Kelompok yang pertama diminta menjalankan aktivitasnya sehari-hari. Sedangkan kelompok yang kedua diminta untuk tidur sejenak, 90 menit. Kemudian kedua kelompok itu diminta menghafal dan menyebutkan 100 nama dan foto yang lain.

Kelompok pertama, mendapatkan hasil 12 persen lebih buruk dari tes mereka yang pertama. Sedangkan kelompok kedua, yang diberi waktu tidur 90 menit, justru mengalami peningkatan hasil tes sebanyak 20 persen.

Lebih lanjut, Matthew Walker, profesor yang menjadi ketua tim penelitian tersebut menjelaskan, saat tidur otak seseorang mengalami proses penyimpanan memori. "Cara kerjanya seperti menghapus email dan pesan yang tidak penting dari inboks, dan menyimpan pesan-pesan penting ke zona yang lebih aman. Sehingga inboks Anda siap menerima pesan-pesan yang baru lagi," ujar Walker kepada Science Journal.

Lebih lanjut Walker menyarankan untuk tidak menyepelekan waktu tidur. Karena saat tidur, bukan hanya kondisi fisik yang menjadi lebih baik, tapi juga ingatan Anda.

Selamat beristirahat!

Kisah Jilbab Hati

Ada seorang wanita yang dikenal taat beribadah. Ia kadang menjalankan ibadah sunnah. Hanya satu kekurangannya. Ia tak mau berjilbab. Menutup auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum dan menjawab, “Insyaallah. Yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakannya maupun menasehatinya. Tapi jawabannya tetap sama.

♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥


Hingga di suatu malam…

Ia bermimpi sedang di sebuah taman yang sangat indah. Rumputnya sangat hijau, berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih hingga dasarnya kelihatan, melintas di pinngir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ia tidak sendiri. Ada beberapa wanita disitu yang terlihat juga menikmati keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamualaikum, saudariku..”

“Wa alaikumsalam.. Selamat datang, saudariku.”

“Terima kasih. Apakah ini surga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan, saudariku. ini hanyalah tempat menunggu sebelum ke surga.” “Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini.”

Wanita itu tersenyum lagi. “Amalan apa yang bisa membuatmu kemari, saudariku?”

“Aku selalu menjaga waktu sholat dan aku menambahnya dengan ibadah sunnah.”

“Alhamdulillah..”

Tiba-tiba jauh di ujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka. Dan ia melihat beberapa wanita yang berada di taman mulai memasukinya satu persatu.

“Ayo, kita ikuti mereka.” kata wanita itu sambil setengah berlari.

“Apa di balik pintu itu?” katanya sambil mengikuti wanita itu.

“Tentu saja surga, saudariku” larinya semakin cepat.

“Tunggu…tunggu aku..” ia berlari namun tetap tertinggal.

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Ia tetap tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari. Ia lalu berteriak, ” Amalan apa yang telah kau lakukan hingga kau begitu ringan?”

“Sama denganmu, saudariku.” jawab wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang kau lakukan yang tidak kulakukan?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum. Lalu berkata, “Apakah kau tak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?”

Ia sudah kehabisan napas, tak mampu lagi menjawab.

“Apakah kau mengira Rabbmu akan mengijinkanmu masuk ke surgaNya tanpa jilbab menutup auratmu?”


♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Tubuh wanita itu telah melewati pintu, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar, memandangnya dan berkata, “Sungguh sangat disayangkan amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Maka kau tak akan pernah mendapatkan surga ini untuk dirimu. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia tertegun..lalu terbangun..beristighfar lalu mengambil air wudhu. Ia tunaikan sholat malam. Menangis dan menyesali perkataannya dulu..berjanji pada Allah sejak saat itu ia akan menutup auratnya.

 

NETWORKEDBLOGS

MITRA LINK

WIDGEO

    blog-jasri.blogspot.com-Google pagerank,alexa rank,Competitor

TUKAR LINK

SAHABAT

al-Ilmu Naafi' © 2012 | Template By Jasriman Sukri