Sudut Pandang

Rony seorang siswa SMU yang memiliki seorang adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Ketika jadwal sekolahnya siang hari, rony bias mengantar dan menjemput adiknya, dengan menggunakan motor ke sekolah. Namun kini setelah naik ke kelas 3, jadwalnya berubah lagi, sehingga ia tidak bias mengantar lagi adiknya ke sekolah.

Tiba-tiba muncul ide gima soal antar jemput itu bias terselesaikan, dan keamanan adiknya terjamin. Rony ingat ayah temannya yang tidak mempunyai pekerjaan. Rony usul pada orang tuanya agar membeli sebuah becak. Kendaraan itu akan diserahkan pada ayah temannya tiu dan ditugasi untuk mengantar jemput adiknya ke sekolah tiap hari.
 
Setelah selesai bertugas, bapak itu boleh mencari tambahan penghasilan lain dengan cara mencari penumpang. Perjanjian iotu disepakati, termasuk setelah satu tahun becak itu akan jadi milik si bapak. Sebaliknya, si bapak berkewajiban menjamin keselamatan sang adik. Dan becak itu hatus dihiasi bulu-bulu ayam berwarna-warni. Sang adikpun senang.
Satu lagi. Iwank bersama teman-temannya membuat sebuah kegiatan. Suatu hari, salah seorang kordinator acara membuat janji dengan seorang pejabat di wilayah yang akan dijadikan tempat acara. Tapi teman iwank itu tidak dating dan membuat sang pejabat marah karena diabaikan oleh teman iwank.
Pejabat itu menuntut dengan memberi dua alternafif pada panitia yaitu mengeluarkan coordinator acara dari kepanitiaan atau tidak akan memberi izin tempat acara ayng akan berlangsung.
Kemudian sang ketua panitia mencoba menghubungi koordinaror acara yang sedang berada di jalan. Dan menugasinya untuk segera ke tempat pejabat. Sang ketua panitia harus menimbang tiga factor secara bersamaan. Pertama, harus menyelamatkan acara; kedua, ia harus mampu menenangkan sang pejabat; dan yang ketiga, ia harus memperhatikan perasaan koordinaror acara tersebut jika dikeluarkan dari kepanitiaan.
Keputusan yang diambil ketua panitia itu adalah meminta kepada kordinaotor acara untuk menjelaskan duduk perkara yang terjadi pada sang pejabat, dengan sebenar-benarnya, sekaligus memohon maaf.
Kemudian, karena kesalahan dan kelalaiannya, maka ketua panitia memintanya untuk undur diru dari kepanitiaan. Sang ketua mengeluarkan surat keputusan yang dtandatangani oleh kordinator tersebut, dan dirinya diberi kesempatan untuk masuk dalam kepanitaan, dengan syarat harus menemui sang pejabat dan minta maaf, dan harus mendapat tanda tangannya.
Selanjutnya, sang kordinator menemuio sang pejabat. Ketika ia bertemu, ia langsung minta maaf. Ia juga menyesali kesalahannya. Ia menjelaskan bahwa keterlambatannya disebabkan ayahnya tiba-tiba sakit dan ia hatus dibawa ke rumah sakit, tak lupa ia mohon maaf karena tidak memberi kabar akan keterlambatannya. Sang pejabat langsung melampiaskan kemarahannya dengan kata-kata kasar, dan itu berlangsung hamper satu jam.
 
Si kordinator berkata “saya monta maaf atas segala kelalaian saya dan sekarang saya sudah diberhentikan dari kepanitiaan tempat saya belajar berorganisasi.” Senyap sesaat. Sang pejabat diam dan reda amarahnya. “pak, sekarang saya minta maaf dan mengakui kesalahan saya. Saya sangat membutuhkan permohonan maaf dari bapak agar saya bisa kembali menyelesaikan acara yang sebentar beberapa hari lagi akan dimulai…. Kiranya bapak bersedia menandatangani surat yang saya bawa ini, bahwa bapak telh memaafkan saya. “Sini saya tanda tangani” kata sang pejabat. Akhirnya ia dapat kembali bekerja. Dalam peristiwa ini, ketua menelamatkan tiga pihak. Inilah contoh keputusan bijaksana, keputusannya sangat tepat. Cerita ini adalah salah satu contoh kecerdasan yang berpegang pada prinsip, berfikir melingkar dan menggunakan radar hati.

{ 0 Comment... Skip ke Box Comments }

 

NETWORKEDBLOGS

MITRA LINK

WIDGEO

    blog-jasri.blogspot.com-Google pagerank,alexa rank,Competitor

TUKAR LINK

SAHABAT

al-Ilmu Naafi' © 2012 | Template By Jasriman Sukri